Si Popeye Suka Makan Bayam

"I AM JUST A LITTLE GIRL WHO NEVER STOP DREAMING"

December 09, 2014

Huuuaaaah, SIAPA YA?


Fall in love with this guy!! Yaaaaaayyyy.... News Anchor di M*tro TV nih yang lagi naik daun. Huueeeeh, coba perhatiin deh nih presenter berita yang punya nama #Rory Asyari ini. Ada sesuatu? Ada? Ada? Senyumnya itu hlooooo..... #Jedaaaar!! Bikin meleleh! Ga cuma Olaf yang di Frozen aja yang bisa melting. Gue lihat senyumnya juga langsung melting hahahaha.Gue langsung ter-crazy-crazy mantengin dia seharian.



Kesan awal pas gue lihat dia itu gue pelototin mukanya sampe udah mau copot mata gue hahaha. Sekali pas dia lagi tersenyum ke arah kamera.... Jedaaaaaarrrr!! Jleb! Senyumnya itu hloooo badaiiiii!!! Awawawawawaw aw aw aw.... Manis banget cuy. Duuuuh, ga tau lagi mau ngomong apaan nih. Pantengin sendiri aja foto-fotonya nih.


Ku pikir dia orang dari luar jawa awalnya. Cuma senyumnya kok kayak orang jawa gitu ya. Eh ternyata pas diselidiki wkwkwkwk.... Mas Bro ini asli SOLO....!!! Waaaaah, kita tetangga!! (Tetangka kota) Sial! Hepi banget deh gue. S1 dia juga ngambil di Universitas Sebelas Maret Solo kok. Sekarang aja yang lagi lanjut S2 ke London. Inggris coy! Inggris! Udah ganteng, pintar lagi! Hadeeuuuhh....

Sebelum jadi pembawa berita di M*tro TV, Mas Rory (ciee pake 'mas') sempat jadi penyiar radio dan pembawa berita juga di TV lokal di Solo. Kalo ditanya kenapa kok mau jadi pembawa berita TV? jawabannya adalah, "Karena saya mau menghilangkan gaya bahasa saya yang medhok jawa banget." Huahahahaha.... Jawanya kental banget sih memang. Sekarang aja kadang juga masih terbawa tuh di TV wkwkwkwk. Padahal medhok kan nggak dosa Mas....

Gue suka cowok yang smart kayak dia nih. Bukan cuma di tampang aja. Tapi kecerdasannya itu yang lebih penting untuk mendukung gaya dan mukanya yang unyu-unyu itu. Dari setiap pertanyaan ato kata-kata sederhana aja lah yang dia ucapkan waktu membawa berita juga udah ketahuan banget kalo dia itu smart guy. Gaya sih boleh keren (macho dan nggak melambai haha), tapi isi otak justru harus seimbang donk. Jangan koplak hahaha.

Dia juga termasuk orang yang nggak songong kalo udah di atas posisinya. Tau dari mana? Ada deeeeh.... Waktu ditanya kenapa nggak beli mobil aja buat pergi kerja? (Anyway, dia kalo pergi-pergi naik taksi mulu....) Jawabannya simple, "Ah, nggak mau nambahin macetnya Jakarta deh." Konyol. Itu beneran hlooo dia yang nyeletuk kayak begitu. Jadi selain dia adalah seorang profesional di bidangnya, tapi dia juga seru diajak ngobrol, easy going and definitely a candy eye!! Whhhooooooaaaaa ga nahan!

Ga ada biodata lengkap tentang Mas Rory ini. Pelit banget ngasih info nih cowok. Tapi kalo dilihat dari mukanya yang fresh, good looking, smart and of course macho abis itu pasti umurnya masih sekitar 24-25 lah. Tampangnya nggak ngebosenin. Mau dilihatin berapa kalipun ya tetep aja manis heuheuheu.... The Most Wanted Man In The World daaahh pokonya.... 

Lama-lama ngepantengin muka dia disini beneran meleleh deh gue. Hahahaiii.... Kayak begini kali ya rasanya Olaf merindukan 'musim panas' wkwkwkwk. Aaaaaaaahhhh, tidaaaaaaak! 

Yuhhhuuuu.... Udah ah. Lagian orangnya juga belum balik ke Indonesia kok hahaha.... Udah rempong banget dah gue kalo udah menyangkut masalah yang beginian hahaha.... Ga ada loe nggak rame!!! 
M-key bye! :)

Senyumnyaaa Mas'e!



Ganteng ga tuuuh? Hahaha....

December 05, 2014

LA FAVEUR

Kalo lagi diem begini ga ada kerjaan, suka banyak imajinasi yang berebut masuk ke dalam benakku. Coba aja ada kopi disini, pasti lebih lengkap. Sekarang lagi gerimis. Ku biarkan aja jendela terbuka. Biar percikan-percikan air hujannya bisa masuk kesini.

Sekarang ini atmosfirnya lagi mellow gimana gitu. Seakan hidup ini sedang berada di titik jenuh. Santai sejenak sambil menikmati aroma tanah basah ini sangat membantuku menetralkan pikiran yang sudah penuh sesak dengan berbagai urusan yang menggila melilit otak. Dari lantai bawah tercium bau ikan asin yang sedang di goreng. Udaranya jadi bercampur. Itulah perbedaan, memang beda tapi berwarna.

Aku pernah membayangkan duduk di suatu tempat yang damai banget. Kalo kamu bisa pergi kesana, pasti kamu nggak akan pernah ingin kembali. Damai banget. Aku sedang duduk di taman yang entah apa namanya dan dimana letaknya. Udaranya nggak panas, tapi juga nggak dingin. Sejuk aja. Banyak pepohonan tertanam rapi di sana-sini. Eh, ada satu lagi, ada pohon apel dengan buahnya yang sudah masak merona tepat ada di belakangku.

Rumput yang aku duduki terasa lembut sekali seperti bulu binatang. Warnanya hijau sekali. Aku belum pernah melihat warna sehijau itu. Cuacanya nggak panas, kayak selalu berada di jam sembilan pagi. Di balik riuhnya dedaunan yang menari dihembus angin semilir, ada berkas-berkas cahaya lembut mengintip. Seperti sebuah tarian cahaya yang unik sekali.

Disisi kananku ada beberapa mata air yang membentuk pola-pola lingkaran dengan diameter kira-kira satu meter. Di pinggir-pinggirnya tertata rapi bebatuan yang menjaga agar airnya nggak mengalir kemana-mana. Airnya jernih banget. Bahkan kalo kamu melihat ke dalamnya, kamu bisa lihat dengan jelas dasarnya.

Nggak ada terdengar suara-suara lain selain hanya kicauan burung yang terdengar beberapa saat di kejauhan. Hening banget. Bahkan mungkin kalo kamu sedikit lebih peka, kamu akan bisa mendengar suara angin yang menggesek rerumputan di sekitarmu, atau bahkan kamu bisa mendengar pertumbuhan tumbuhan paku-pakuan. 

Kalo kamu disini, kamu nggak akan mau pergi kemana pun selain berbaring sambil memandangi bunga-bunga kecil yang tumbuh liar di tepian mata air itu. Aku sendiri berharap ada angin yang rela menjatuhkan buah apel itu tepat di pangkuanku. Kalo kamu punya daya imajinasi yang tinggi kamu akan bisa melihat dengan jelas tempat yang aku ceritakan ini.

Ehm, kalo seandainya ada tempat yang seperti itu, kamu mau menamainya apa? Tempat yang benar-benar damai yang bisa membuatmu lebih dekat dengan alam dan semakin bersyukur untuk segala sesuatu yang ada di sekelilingmu. Tempat yang membuatmu selalu merasa suka cita meskipun kamu hanya seorang diri. Tempat yang nggak ingin kamu tinggalkan begitu aja. Tempat dimana kamu merasa segala sesuatu sedang bertumbuh bersama dirimu. Tempat yang membuatmu benar-benar menyadari bahwa segala sesuatu diciptakan memiliki arti. Silahkan mengimajinasi sendiri.

Bukan Taman Eden, karena mungkin tempat ini lebih indah dari itu. Ku beri nama yang sedikit unik; "La Faveur"*.

*favor

December 04, 2014

CITA-CITA

Do you have a dream?

Hari ini waktu ngajar anak-anak PPA ada hal yang membuat aku berpikir. Mereka sedang diajar tentang cita-cita. Sambil mendengarkan, aku mencermati betul-betul apa yang sedang mereka bicarakan.

Ada yang ingin jadi dokter hewan. Yang lain ada yang ingin jadi pilot, katanya mau ngebut di awan-awan. Kalo ngebut di jalan raya udah biasa. Satu lagi anak ingin jadi astronot. Temannya yang lain mau jadi guru.

Banyak sekali yang sudah memikirkan (paling tidak sudah membayangkan saja) mau jadi apa ketika mereka besar nanti. Lalu mentornya tiba-tiba tanya juga sama aku yang lagi mendampingi salah satu anak disitu, "Mbak Olive kalo sudah besar mau jadi apa?" Memang mereka taunya namaku itu Olive. Lucu juga kalo ditanya kalo besar aku mau jadi apa. Emang sekarang belum besar?

Bukan itu sih masalahnya. Aku agak sedikit berpikir ketika ditanya tentang cita-citaku saat itu. Aku jawab sekenanya saja. Ku bilang aku mau jadi guru. Soalnya dari mereka anak-anak muridku kebanyakan menyebutkan ingin jadi guru. Toh, aku juga saat itu lagi mengajar mereka sebagai guru. Hanya saja itu bukan jawabanku yang sebenarnya.

Bagaimana mengatakannya ya? Kadang aku berpikir terlalu rumit. Waktu aku kecil aku pernah pengen jadi pendeta. Soalnya bapakku seorang pendeta. Kayaknya asik gitu jadi pendeta ngomong terus. Namanya juga anak-anak. Terus waktu SD entah kelas berapa waktu itu, aku berubah pikiran pengen jadi  pelukis. Itu karena hobiku memang coret-coret gambar gitu dari kecil sampe gedhe gini. Cita-cita yang satu itu aku bawa sampe aku kelas 2 SMP sambil mengikuti berbagai lomba melukis. Lumayan.

Pas udah naik ke kelas 3 SMP, aku merubah cita-citaku jadi seorang arsitek. Alasannya karena guru Fisika yang ngerangkap guru Matematika di sekolah itu ganteng banget kayak Ben Joshua (beneran! ga bohong!). Itulah kenapa nilai fisika kelas 3 SMP sampe 3 SMA (aku juga anak IPA) selalu diatas rata-rata lah bisa dibilang, biarpun nilai matematika biasa-biasa aja. Ya karena guru itu yang bikin otak jadi fresh haha.

Selain itu kenapa aku pengen banget jadi arsitek dari kelas 3 SMP sampe aku lulus SMA? Yang paling make sense adalah aku deket sama cowok yang cita-citanya jadi arsitek. Naif banget gitu lho! gara-gara dia juga aku jadi semangat banget pengen mewujudkan cita-cita yang satu ini. Dia juga bilang jadi arsitek itu banyak duitnya. Modalnya cuma kertas, pensil, kreativitas dan sedikit pikiran yang serius. Gambarannya sih keren. Ending-nya dia beneran jadi arsitek sekarang, sementara aku melepaskan mimpiku untuk yang keberapa kalinya.

Mungkin kalo dulu aku ditanya tentang hal yang sama aku bakalan cepet banget menjawabnya. Sekarang harus pake mikir dulu. Jawaban yang terucap tidak semudah jawaban yang terpaku dalam otak. Entah mungkin memang pemikiran yang berkembang atau ada sesuatu yang lain yang muncul dalam diri ini. Yang jelas aku cuma pengen kerja di tempatku sendiri, dengan waktuku yang bisa ku buat-buat sendiri dan aku bisa mengerjakan misi yang lain sambil memantau pekerjaanku yang itu. Ribet? Sama. Aku juga.

Yang terpikir di benakku saat ini cuma itu tadi aja. Ga ada yang lain. Gimana caranya cita-citaku yang satu ini bisa tercapai, sekaligus aku bisa menjangkau hal lain yang bahkan lebih penting dari cita-cita itu sendiri.

Akhirnya, blog ini cuma muter-muter ga berujung seperti ini. Huuuaaaahh....