Si Popeye Suka Makan Bayam

"I AM JUST A LITTLE GIRL WHO NEVER STOP DREAMING"

April 16, 2014

BELAJAR CINTA DARI RAHWANA

“Tuhan, jika cintaku pada Sinta terlarang, kenapa Engkau bangun begitu megah perasaan ini di dalam sukmaku….” Begitulah ungkapan cinta Rahwana, si raksasa bermuka sepuluh, untuk Dewi Sinta.


Seperti yang sudah banyak kita tau tentang cerita Ramayana yang intinya seputar cinta segitiga antara Sri Rama, Dewi Sinta dan Prabu Rahwana. Alur utamanya, si jahat menculik putri cantik, akhirnya dikalahkan oleh si ganteng yang baik hati.

Selama yang sudah diketahui sebagian besar rakyat Indonesia memuji cinta agung antara Rama dan Sinta. Tetapi mengesampingkan betapa murni cinta Rahwana untuk seorang Dewi Sinta yang bahkan ndak pernah mikirin dia. Kalo orang selalu melihat Rahwana sbegai toko antagonis yang bengis, maka saya ingin mengajak pembaca melihat dari segi Rahwana yang berhati Hello Kitty.

Potongan ceritanya berawal dari pengasingan Rama-Sinta ditemani Lesmana yang penuh perjuangan hidup di Hutan Dandaka. Singkat cerita Rahwana dendam terhadap Rama dan Lesmana yang telah menewaskan adik perempuannya bernama Sarpanaka memutuskan untuk menculik Sinta. Meski memendam dendam, namun perasaan Rahwana terhadap Sinta justru berbeda. Rahwana dengan tulus mencintai Dewi Sinta dan terus berusaha untuk menggaet hati sang titisan Dewi Widowati itu. Sebelumnya saya mau cerita bahwa sang Rahwana sangat tekun dalam bertapa sampai dengan 50.000 tahun lamanya, dan setiap 5 ribu tahun kepalanya terpenggal satu dan tumbuh lagi sampai seterusnya, sehingga ia disebut juga sang Dasamuka, sang berkepala sepuluh. Atas terlalu rajin bertapa itu, turunlah Bathara Narada yang kemudian memberikan anugerah berupa kesaktian tanpa batas dan Dewi Widowati, sang putri kahyangan, kepada Rahwana. Dewi Widowati inilah yang kemudian menitis pada Dewi Sinta. Dari sinilah sudut pandang ini saya mengatakan bahwa memang adalah hak Rahwana untuk memiliki Dewi Sinta, sebagai wujud janji dari pada Dewa. Ya tho?

Sebagai manusia kan hal yang wajar naksir sesorang, jadi sah-sah saja kalo Rahwana pengen memperistri Dewi Sinta. Salahnya, saat itu Dewi Sinta sudah menjadi istri Ramawijaya. Raja Rahwana yang julukan aslinya adalah 'King of the Forest Blood', dari sebuah kerajaan adidaya yang sangat terkenal di seantero jagat maya dengan sebutan 'The Great Alengka Kingdom'. Rahwana, seorang 'manusia berdarah rimba raya' telah jatuh cinta! Ini merupakan suatu fenomena yang sangat luar biasa yang amat sangat langka, yang diliput oleh semua stasiun televisi di seluruh dunia sebagai sebuah peristiwa besar! Yang patut dinobatkan menjadi 'the greatest man of the year'.

Rahwana selalu berkata, bahwa ia menculik Dewi Sinta karena rasa cintanya yang tiada tara. Untuk tindakannya itu, Rahwana selalu meminta maaf kepada Dewi Sinta. Ia juga selalu mengatakan kepada Dewi Sinta, bahwa ia bersedia berkorban apa saja, asalkan Dewi Sinta bersedia dimuliakan dan dipersunting menjadi permaisurinya. Semua kata cinta dan rayuan (dari yang paling romantis sampai yang paling alay) sudah diutarakan Rahwana, tapi Sinta tetap bergeming. Setiap kali ia bertanya kepada Dewi Sinta, Rahwana selalu mendapat penolakan yang membuat hatinya remuk redam. Tiap kali Rahwana mendapat jawaban penolakan seperti itu, setiap kali pula ia terdiam. Dan, perlahan-lahan ia berjalan meninggalkan Dewi Sinta sendirian tanpa mengucapkan sepatah katapun. Bagaimana selama 12 tahun Rahwana tidak mau menyentuh Dewi Sinta sebelum sang Sinta sendiri yang bersedia untuk menerima cintanya.

Singkatnya, Sinta meminta untuk dikembalikan kepada Rama dan Rahwana lebih baik minta maaf kepada Sinta. “Jika engaku benar-benar mencintaiku, maka kembalikanlah aku kepada suamiku, Sri Ramawijaya,” kata Sinta sambil terisak dalam tangisannya. Mendengar hal itu hancurlah hati sang raja. Tapi tentu saja sang Rahwana menolaknya, karena memang walaupun secara akal dia salah tapi secara naluri cintanya kepada Sinta tidaklah salah. Sebagai seorang satria, cara meminta maaf adalah dengan perang secara jantan, dijemputnyalah ajalnya dengan menyongsong datangnya Rama. Rahwana hanya terdiam kemudian membalikkan badannya menyembunyikan kekecewaan di wajahnya, disentuhnya pundak raja raksasa itu oleh sang Sinta. Pertama kalinya mereka bersentuhan dalam 12 tahun penculikan itu. Sang Rahwana tidak menoleh, itulah rasa yang indah cinta yang dirasakannya. “Sepi sebetulnya, hanya sejuta kata yang tak terucap sampai kepintu hatimu, Sinta,” kata Rahwana dalam benaknya.

Terjadilah perang antara pasukan monyetnya Rama dan pasukan raksasanya Rahwana. Sampai akhirnya panah Sang Sri Rama melesat membunuh sang Raja Raksasa. Matilah raja yang begitu menjujung kemurnian cinta itu di tangan Sri Rama. Ketika berhasil mengalahkan Alengka, Rama menyuruh Hanuman untuk mengambil Sinta di taman Asoka. Konon cerita mengatakan Sinta kecewa karena Rama tak menjemput Sinta seorang diri. Rupanya Rama meragukan kesucian Sinta yang sekian lama disekap di markas musuh. Untuk membuktikannya Sinta masuk terjun ke dalam api yang berkobar, namun berkat pertolongan Dewa Agni dan ijin Dewa Bratha, Sinta tidak terbakar sehingga terbukti kesuciannya masih terjaga dan dijamin para dewa.

Cerita usai kematian Rahwan masih berlanjut. Bahkan setelah Sinta hamil (anak dari Rama sendiri), Dewi Sinta dibuang lagi ke hutan Dandaka oleh suaminya, dengan diantar oleh Lesmana. Sinta berujar kepada calon anak kembarnya, yang kemudian dinamai Kusa dan Lawa, agar kelak mereka memiliki nyalang mata indah milik Rahwana yang penuh sorot cinta murni. Nah loe!

Cerita ini aku dekonstruksi (diputarbalikkan faktanya) sesuka hatiku supaya kita semua bisa melihat bahwa ndak ada manusia yang sempurna. Sebaik apapun manusia itu, ya namanya juga manusia pasti ada jeleknya. Dan ndak selamanya antagonis selalu jahat, antagonis juga bisa baik hati kok. Dunia ini hanya panggung sandiwara, semua hanya acting semata. Yang tau kebenaranya hanya hati nurani kita dan Allah Bapa. So, let’s do not judge a book by its cover only, but read all the the complete stories inside it.

Dalam kesendirian Sinta berkata, Tuhan, jagalah dia untuk aku yang tak pernah Engkau inginkan bersamanya.”

Jlebb!

6 comments:

  1. boleh aku nangis kak ? aku paham gimana rasanya jadi rahwana ya karena aku juga mengalami hal yang sama menunggu mungkin aku
    tak bisa menandingi rahwana menunggu hingga 12 tahun lamanya sengak nya aku tahu gimana hancurnya walaupun aku hanya menunggu selama 8 tahun lamanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha easy, girl.... ini cuma fiktif belaka hehehe.... But I do understand how you feel. Nangis? boleh. Itu ngeluarin racun di tubuh kok katanya. Asal jgn lupa tertawa setelah itu.... Thx and take care. :)

      Delete
  2. boleh aku nangis kak ? aku paham gimana rasanya jadi rahwana ya karena aku juga mengalami hal yang sama menunggu mungkin aku
    tak bisa menandingi rahwana menunggu hingga 12 tahun lamanya sengak nya aku tahu gimana hancurnya walaupun aku hanya menunggu selama 8 tahun lamanya

    ReplyDelete
  3. Saya heran dengan Shinta. Apa yang ia cari dari Rama? Toh, mereka menikah juga atas hadiah sayembara.

    ReplyDelete