Si Popeye Suka Makan Bayam

"I AM JUST A LITTLE GIRL WHO NEVER STOP DREAMING"

April 26, 2014

HATI MUNGIL YANG KERAS KEPALA


Terlalu erat angin yang Tangan itu genggam. Angin? Bisakah si Tangan menggenggam hembusan nafas sang semesta? Ada-ada saja. Mungkin begitulah kamu di Tangan itu. Ada tapi tidak ada. Hanya sebuah hembusan tapi tak terlihat wujudnya.

Sudah cukup sebenarnya aku ikat kamu erat. Sudah saatnya ku lepas supaya kamu menari bebas. Saat aku minta pendapat yang tepat, Sang Waktu mengangguk setuju. Tapi Hati Mungil itu termenung ragu-ragu. Mau bagaimana lagi kalau Hati itu sudah memilih. Waktu, Pikiran dan Raga pun hanya diam tak berani berkoar.

Tangan itu terbuka saat Hati Mungil memandang kamu. Yang bisa dilakukan oleh Tangan itu hanya melambai ke arahmu entah sudah berapa juta kali dan tidak pernah ada balasan dari tanganmu. Ada kala tangan itu lelah melambai, tapi Hati Mungil berkata,“Ayo, semangat!” Hanya untuk Hati Mungil itulah si Tangan tidak pernah berhenti melambai ke arahmu.

Suatu ketika Sang Waktu menginterupsi lambaian tangan itu. Dia berkata, “Sudah berhenti saja.” Kepala pun mengangguk setuju. Mata pun mulai terprovokasi dan enggan mencari sosokmu. Tapi Hati Mungil yang keras kepala itu berseru,”Tunggu sebentar!” Telapak Tangan pun enggan untuk tertutup. Dia berkata,”Saat aku menerimanya dengan tangan terbuka, akan sulit bagiku untuk membalikkan telapak tanganku. Hati Mungil itu pernah berkata jika memilih untuk mengasihi atau melupakan tidak segampang dilakukan seperti aku membalikkan telapak tanganku.”

Sang Waktu pun bergeming. Hanya Kepala yang berkata,”Sampai kapan tanganmu akan terbuka dan hatimu berhenti menunggu? Supaya aku tau kapan aku harus menghapus memori itu.” Hati Mungil menyela,”Bukan bagianmu menghapus sebuah memori dalam hidup ini. Itu bagianku.” Mata pun menggerutu dan berkata,”Aku juga sudah lelah mencari-cari dimana sosoknya berada. Apalagi si Kacamata sudah memecahkan dirinya sendiri tidak mau menjadi partnerku lagi.” Si Tangan menjawab,”Aku sih tidak akan  berhenti sampai Hati Mungil memintaku berhenti.”

Entah apa yang ditunggu si Hati Mungil yang keras kepala itu. Tidak ada yang tau jawabannya selain Hati Mungil itu sendiri.

No comments:

Post a Comment