Si Popeye Suka Makan Bayam

"I AM JUST A LITTLE GIRL WHO NEVER STOP DREAMING"

November 26, 2015

FAREWELL

Bagaimana Perasaanku? Siapa yang bisa menjawab? Apakah senang? Apakah sedih? Atau biasa-biasa saja? Semuanya tidak pasti. Tidak bisa digambarkan. Seandainya ada warna yang pas untuk mewakili perasaanku ini, warna itu pasti tidak akan menarik. Mungkin tidak merah, tidak hijau, tidak biru, ataupun hitam. Kotor.

Coba lihat saja sekeliling ini. Sudah berdatangan orang-orang untuk menyelamati kami. Tapi itu malah membuatku serba salah. Apakah senang ataukah sedih? Sekali lagi tidak bisa terjawab. Hari ini terakhir. Besok ujungnya. Berjalan memakai baju yang indah, sepatu mahal, make up paling cantik bahkan senyuman terbaik pun belum bisa menenangkan hati ini.

Aku berpikir, apa gunanya senyuman terbaik? Apa gunanya sepatu mahal? Apa gunanya menjadi yang terbaik besok kalau ujungnya tidak bersama lagi? Menyenangkan memang bisa mengakhiri semuanya dengan senyuman. Tapi apakah masih tetap menyenangkan kalau tidak bisa saling mengejek satu sama lain lagi? Apa masih tetap menyenangkan jika tidak bisa saling menertawakan lagi? Apa enaknya tidak bisa saling bertemu dan bertegur sapa? Apa serunya jika tidak bisa saling marah lagi?

Disini tempat kita pertama kali bertemu sebagai orang asing. Disini juga akan menjadi tempat perpisahan kita sebagai sahabat yang akan saling kehilangan. Kalau aku bilang jangan pergi, apa hakku? Siapa aku? Pada akhirnya hari esok harus tetap terjalani, suka atau tidak suka. Dan entah kapan lagi bisa bertemu. Bisa jadi ini hanya awal, bisa jadi juga ini adalah akhir.

Terasa sesak di dada ini. Mau teriak takut dilempari orang. Mau menangis sudah terlalu cengeng. Mau marah nanti dikira stress. Tapi diam saja membuat hati ini terganjal. Serasa telinga ini sudah tersumbat. Pekak. Terlalu banyak hal yang otakku teriakkan sampai tidak ada suara lain lagi yang bisa kudengar.

Mungkin rasa ini hanya aku..... Hanya aku.....

November 10, 2015

MENCINTAIMU SAMPAI DETIK INI

Taukah kamu bahwa aku sedang memposisikan diriku sebagai seseorang yang memujamu dari ujung kaki sampai ujung kepala? Kamu memang gambaran yang sempurna yang mampu aku bayangkan sampai detik ini. Manis, berwibawa, memesona, pandai dan misterius. Singkatnya, aku tidak bisa menolak untuk mencintaimu. Aku selalu berharap kamu tau dan melihat bagaimana rasa yang kumiliki padamu. Namun nyatanya kamu menganggapku sama seperti perempuan lainnya yang memposisikanmu sebagai pengagum, bukan pecinta. Padahal kalau boleh jujur sedikit padamu, aku bukan sekedar fans yang hanya bersorak saat kamu gemilang. Aku penggemar nomor satumu yang mengagumimu karena apa adanya kamu.

Tahukah kamu rasanya menjadi seorang perempuan yang diam-diam memperhatikan seluruh sosial mediamu hanya untuk mengobati perih dan sakitnya rindu? Yang bisanya hanya berprasangka, hanya bisa mengira, hanya bisa menerka bagaimana perasaanmu padaku selama ini. Kamu tau tidak rasanya menjadi perempuan yang setiap hari kerjanya bertanya-tanya, kesana-kemari, mencari bayanganmu, sementara kamu melenggang seenaknya seakan kamu tidak melihat betapa aku memperhatikamu? Kamu tau bagaimana sesaknya menahan diri untuk tidak menghubungimu lebih dulu karena aku tau diri bahwa memang tidak pernah ada sesuatu diantara kita? Bagaimana capeknya menjadikan diri sebagai orang yang terus berharap meskipun tidak ada jaminan bahwa kamu akan melihatku suatu hari nanti, kamu tau rasanya?

Mungkin, kamu bertanya-tanya kenapa aku bisa dengan mudah jatuh cinta kepadamu. Bisa jadi ceritanya panjang kali lebar kali tinggi. Tapi cobalah duduk sebentar dan lihat mataku dalam-dalam. Aku memang sudah memperhatikanmu sejak lama, bertahun-tahun, meskipun aku tidak tau bagaimana kamu, bagaimana kehidupan sehari-harimu, latar belakangmu, siapa saja kekasih atau gebetanmu. Aku mencintaimu mungkin karena kamu tampan, mungkin karena kamu pandai, mungkin karena kamu gemilang, mungkin karena kamu tinggi. Semua itu hanya mungkin. Tapi yang aku tau pasti aku mencintaimu karena itu adalah kamu. Seandainya itu bukan kamu, pasti aku tidak akan menyukaimu. Meski kamu, sekali lagi, tidak akan pernah tau alasanku itu.

Sebenarnnya dadaku begitu sesak. Tapi tetap kutahan tangisku supaya tidak jatuh saat mereka selalu menyebut namamu di sekitarku. Namamu itu seperti candu bagiku, menyenangkan, memabukkan tetapi mematikan. Aku bergembira saat mendengar namamu disebut, tetapi aku juga tidak bisa menahan diriku tertusuk amarah yang sebenarnya tidak aku pahami. Karena sangat susah untukku meraba-raba hatiku sendiri dan hatimu. Apakah hatiku akan baik-baik saja atau malah teriris luka kalau aku mencintaimu.

Seandainya kamu tau, sakitnya bukanlah sakit yang paling sakit. Lebih dari itu. Adakah yang lebih menyakitkan daripada ditinggal orang yang paling kamu sayang? Tentu saja ada! Mencintai seseorang yang begitu dekat, tapi cinta yang terus bertumbuh itu tidak pernah menyentuh dan menjamah. Saat aku dekat denganmu, tapi tidak bisa kuungkapkan perasaanku. Aku hanya perempuan yang gemar menunggu, selalu menunggu, berharap kamu datang dan tersenyum padaku. Terlalu tinggikah harapanku? Terlalu berdramakah aku? Terlalu membawa perasaan kah aku? Apa mungkin kamu terlalu tinggi untukku? Atau terlalu sempurna untuk ku miliki? Aku tidak tau.

Seandainya kamu sadar bahwa kamu selalu membuatku tersenyum ketika aku membayangkanmu. Kamu sering membuatku tertawa dalam hati saat aku mengingat tingkahmu. Dan kamu membuat jantungku berdebar saat kurangkai tatapan matamu dalam pikiranku. Tapi kamu, orang yang membuatku tertawa paling kencang adalah orang yang membuatku menangis paling kencang juga akhir-akhir ini. Aku jatuh cinta sendiri.

Aku senang menulis tentang kamu karena dalam tulisanku sosokmu bisa abadi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
This is my private life, but I am glad to share it with you guys. If you are willing, let's hear the song together heheh..... It is a nice song.... Please check the link below ^.^

November 02, 2015

IT IS ALWAYS HARD TO SAY GOOD BYE

Hari itu waktu hujan cuma turun lima menit lalu berhenti, turun lagi lima menit lalu berhenti lagi dan begitu seterusnya, temanku berkata, "Ah, Tuhan cuma bohong nih." Aku tertawa lalu kujawab, "Mungkin Dia bergurau." Tapi sudah puas bagiku mencium bau tanah basah yang hanya sebentar saja. Rasa rinduku terhadap hujan selama ini terobati.

Sekarang aku punya hobi baru yang sebenarnya lama. Jalan-jalan. Hanya jalan-jalan saja mengikuti kemanapun langkah kaki mau pergi. Aku jadi suka jalan kaki sejauh-jauhnya sampai kaki capek. Paling tidak bisa menghilagkan stress terkurung di kamar. Lagi pula menyenangkan sekali bisa menghabiskan waktu bersama orang-orang aneh ini. Sekalian menghindari acara bergosip ria yang biasanya menjadi aktifitas rutin di kamar oleh orang-orang yang suka membuat orang lain jadi lebih populer. Kalo aku lebih suka jadi populer daripada menjadikan orang lain populer, makanya aku nggak suka gosip. Eh, tapi aku suka gosip juga sih, asal nggak bikin penyakit. Kalo sama orang-orang aneh ini topik bergosipnya beda, mulai dari masalah negara sampai masalah film yang tidak lulus sensor di negeri ini. Lebih menyenangkan dibandingkan menggosipkan teman sendiri bukan?

Mungkin orang berkata kalo aku ini 'si kaki gatal', 'kuda lepas dari kandang', atau apa lagi yang mereka pikir kenapa aku jadi suka pergi-pergi, ya itu sih urusan mereka. Aku memang begitu kok. Yang penting waktu yang tersisa kurang dari satu bulan ini bisa jadi hal yang nggak akan membuatku menyesal karena melakukannya. Kalo sebagian besar orang sudah berpikir tentang pekerjaan, aku malah berpikir bagaimana memanajemen waktuku supaya hari-hari yang singkat ini jadi lebih panjang. Bukannya nggak mikir kerjaan, tapi kalo sudah kerja nggak akan ada lagi haha-hihi bersama orang-orang ini. Kerja itu pasti, tapi momen yang begini nggak akan bisa diulang lagi. Dan itu pasti sangat menyebalkan.

Ada acara kami jalan-jalan sejauh berkilo-kilo meter cuma untuk membeli Crepes seharga 1500 rupiah, sudah puas meski tidak membuat kenyang. Lalu minum es kelapa seharga 2500 rupiah, meski kurang gula tapi tetap terasa manis karena kami sambil menertawakan satu sama lain. Lalu pulang lagi lewat jalanan yang gelap dan banyak bangunan-bangunan kosong yang mungkin dihuni oleh kawanan hantu. Hantu? Iya hantu, barang halus tak kasat mata yang banyak ditakuti oleh manusia. Sejujurnya kami takut juga, untung tidak ketemu mereka betulan. Teman A berkata kalo dia tidak takut hantu karena dia tidak pernah ketemu hantu. Kalo aku percaya mereka ada karena aku pernah lihat mereka. Teman B berkata percaya mereka ada tapi nggak pernah lihat. Paling konyol Teman C, dia percaya kalo hantu itu ada karena semua temannya adalah hantu. Temannya siapa? Ya kami ini. Ah, sial! Dasar manusia langka!

Teman A berkata kalau setelah akhir bulan ini dia pasti bakalan merasa sendiri lagi seperti empat tahun lalu. Dia akan sedih waktu nanti mengantarkan sahabat-sahabatnya ke bandara untuk pulang ke tempat masing-masing. Meskipun menurutku dan banyak orang lain kalo bandara itu keren karena bisa naik pesawat, tapi menurut si kawan ini bandara adalah tempat paling sedih. Karena bandara adalah tempat perpisahan dengan orang-orang terdekat kita untuk waktu yang sangat lama. "Kalau begitu stasuin juga dong?" tanyaku. "Stasiun itu cuma mengantar orang ke beda kota dalam satu pulau. Kalau bandara mengirim orang ke beda kota di beda pulau bahkan beda negara," begitu jawabnya sedih. Asal tidak beda dunia saja pikirku. Aku jadi ikut sedih. Ah, teman, kenapa harus ada perpisahan? Karena ada pertemuan jawabnya. Enteng sekali jawabannya, tapi berbobot.

Masih banyak hal-hal yang terekam di memori ini bersama dengan mereka. Dulu yang kami saling tidak kenal menjadi sangat akrab di akhir waktu-waktu ini. Pergi ke rumah si teman A yang punya sapi sebesar gajah. Ah, bahkan sapi yang akan dibikin sate nantinya saja bisa gemuk, aku susah sekali gemuk. Lalu naik gunung. Itu pertama kalinya aku naik gunung pakai motor. Adrenalin guys! Makan di tempat mewah padahal duit cuma tinggal 20.000 rupiah. Ah, masih banyak lagi. Semua membuatku semakin tidak ingin pergi. Aku hanya berharap setelah akhir dari bulan ini kami masih bisa meluangkan waktu untuk berkumpul bersama lagi.

Kalau si Kawan bilang ada perpisahan di setiap pertemuan, aku berharap di setiap perpisahan akan selalu ada pertemuan kembali. Itu saja. Dan semoga mereka tidak akan lupa terhadap si kayu arang* ini.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*Arang dan Berlian, Sama Unsur Beda Nasib. Tunggu ceritanya disini!! ^-^