Si Popeye Suka Makan Bayam

"I AM JUST A LITTLE GIRL WHO NEVER STOP DREAMING"

April 29, 2014

CINTA TANPA TANDA

Banyak cerita yang ingin ku curahkan dalam kertas. Namun tak ada satu kata pun yang dapat mewakili sebuah perasaan dalam hati ini. Begitu banyak nada yang ingin aku sampaikan dalam sebuah nyanyian. Namun tak ada satu irama pun yang mampu dinyanyikan mulut ini. Banyak keindahan yang ingin aku goreskan dalam sebuah lukisan. Namun tak satu pun dari inspirasi yang  bisa terungkap dalam ilustrasi.

Kupejam mata sejenak lupakan dirimu dalam bayang. Kubutakan mataku dalam rasa. Kutandai, kujiwai semesta cinta tak kasat mata. Mengalir dalam gelombang semesta cinta tak kasat mataku. Kuresapi, kukecapi rasa hambar cinta tanpa tanda ini. Sebelum akhirnya kubuang, kuhempaskan, kulupakan dalam duri kesakitan yang dia beri.


Hangus sudah segalanya hanya sisakan secarik kata tentang cinta tanpa rasa dalam sebuah kertas lusuh. Itulah semesta cintaku, cinta tanpa tanda, cinta tanpa rasa.

April 26, 2014

HATI MUNGIL YANG KERAS KEPALA


Terlalu erat angin yang Tangan itu genggam. Angin? Bisakah si Tangan menggenggam hembusan nafas sang semesta? Ada-ada saja. Mungkin begitulah kamu di Tangan itu. Ada tapi tidak ada. Hanya sebuah hembusan tapi tak terlihat wujudnya.

Sudah cukup sebenarnya aku ikat kamu erat. Sudah saatnya ku lepas supaya kamu menari bebas. Saat aku minta pendapat yang tepat, Sang Waktu mengangguk setuju. Tapi Hati Mungil itu termenung ragu-ragu. Mau bagaimana lagi kalau Hati itu sudah memilih. Waktu, Pikiran dan Raga pun hanya diam tak berani berkoar.

Tangan itu terbuka saat Hati Mungil memandang kamu. Yang bisa dilakukan oleh Tangan itu hanya melambai ke arahmu entah sudah berapa juta kali dan tidak pernah ada balasan dari tanganmu. Ada kala tangan itu lelah melambai, tapi Hati Mungil berkata,“Ayo, semangat!” Hanya untuk Hati Mungil itulah si Tangan tidak pernah berhenti melambai ke arahmu.

Suatu ketika Sang Waktu menginterupsi lambaian tangan itu. Dia berkata, “Sudah berhenti saja.” Kepala pun mengangguk setuju. Mata pun mulai terprovokasi dan enggan mencari sosokmu. Tapi Hati Mungil yang keras kepala itu berseru,”Tunggu sebentar!” Telapak Tangan pun enggan untuk tertutup. Dia berkata,”Saat aku menerimanya dengan tangan terbuka, akan sulit bagiku untuk membalikkan telapak tanganku. Hati Mungil itu pernah berkata jika memilih untuk mengasihi atau melupakan tidak segampang dilakukan seperti aku membalikkan telapak tanganku.”

Sang Waktu pun bergeming. Hanya Kepala yang berkata,”Sampai kapan tanganmu akan terbuka dan hatimu berhenti menunggu? Supaya aku tau kapan aku harus menghapus memori itu.” Hati Mungil menyela,”Bukan bagianmu menghapus sebuah memori dalam hidup ini. Itu bagianku.” Mata pun menggerutu dan berkata,”Aku juga sudah lelah mencari-cari dimana sosoknya berada. Apalagi si Kacamata sudah memecahkan dirinya sendiri tidak mau menjadi partnerku lagi.” Si Tangan menjawab,”Aku sih tidak akan  berhenti sampai Hati Mungil memintaku berhenti.”

Entah apa yang ditunggu si Hati Mungil yang keras kepala itu. Tidak ada yang tau jawabannya selain Hati Mungil itu sendiri.

THE LATEST PHOTOS

THE LAST HOME!!







April 24, 2014

CINTA YANG BUKAN CINTA


Pada suatu ketika aku bertemu denganmu tiba-tiba ada sesuatu yang membuatku menjadi jengkel. Rindu rasanya menyapa dirimu seperti biasa, tapi perasaanku enggan mengujar kata “Hai, Kawan!” meskipun ku lihat dari matamu ada perasaan yang sama yang ingin kau katakan, tapi kenapa kau hanya membisu? Sehingga membuat kamu dan aku menjadi canggung untuk tersenyum.

Apakah keadaan yang membuat kamu dan aku semakin berubah menjauh? Kalau iya, keadaan yang mana? Berapa lamakah kita saling kenal? Tapi tak ada satu bagian pun dalam dirimu yang ku tau. Terkadang kamu baik sampai aku salah mengartikannya menjadi suatu oasis tersendiri dalam pandanganku. Tapi tiba-tiba kamu  acuh tak acuh sampai aku seperti tak mengenali dirimu sebagai kamu lagi.

Kadang kala aku membiarkan diriku bersembunyi dalam bayangan sehingga kamu tidak memperhatikan kehadiranku. Terkadang aku juga mengumbar bahwa ini aku mengawasimu. Begitupun aku tapi kamu tidak menghiraukanku. Kamu berpikir ini adalah permainan. Tapi iya kah rasaku ini sekedar permainan? Aku pusing sendiri memikirkannya.

Kalau boleh tanya, kamu anggap aku ini apa? Teman bukan, sahabat bukan, menganggap lebih apalagi! Cukupkah selama ini aku orang asing bagimu? Hanya tinggal berapa lama lagi aku disini, itu pun tak juga kamu sadari. Seandainya kuasa aku menghantikan waktu, pasti sudah kulakukan dari dulu supaya aku lebih lama memandangmu.

Konyol rasaku kalau terpikir tentang aku dan bayanganku senja hari. Aku berkeras mengejar bayanganku sendiri yang semakin jauh meninggalkanku. Kucoba untuk menginjak kepala bayanganku sendiri tapi bayanganku semakin cepat berlari. Begitu juga pikirku saat aku berlari mengejarmu. Semakin cepat ku berlari, semakin cepat kamu beranjak pergi. Konyol sekali! Tentu saja, kakiku tak sepanjang kakimu!

Mungkin salahku merepresentasikan dirimu dari sudut pandangku yang kabur tanpa kacamata. Mungkin bukan cinta, tapi hanya ‘terduga cinta’. Hanya bodohku yang menginginkannya nyata. Selain karena pandanganku buruk tanpa kacamata setelah kacamataku pecah seminggu yang lalu, aku cuma ingin membodohi diriku sendiri terhadap fatamorgana dirimu. Kuanggap saja kamu nyata.

Ah, ya sudahlah.

April 16, 2014

BELAJAR CINTA DARI RAHWANA

“Tuhan, jika cintaku pada Sinta terlarang, kenapa Engkau bangun begitu megah perasaan ini di dalam sukmaku….” Begitulah ungkapan cinta Rahwana, si raksasa bermuka sepuluh, untuk Dewi Sinta.


Seperti yang sudah banyak kita tau tentang cerita Ramayana yang intinya seputar cinta segitiga antara Sri Rama, Dewi Sinta dan Prabu Rahwana. Alur utamanya, si jahat menculik putri cantik, akhirnya dikalahkan oleh si ganteng yang baik hati.

Selama yang sudah diketahui sebagian besar rakyat Indonesia memuji cinta agung antara Rama dan Sinta. Tetapi mengesampingkan betapa murni cinta Rahwana untuk seorang Dewi Sinta yang bahkan ndak pernah mikirin dia. Kalo orang selalu melihat Rahwana sbegai toko antagonis yang bengis, maka saya ingin mengajak pembaca melihat dari segi Rahwana yang berhati Hello Kitty.

Potongan ceritanya berawal dari pengasingan Rama-Sinta ditemani Lesmana yang penuh perjuangan hidup di Hutan Dandaka. Singkat cerita Rahwana dendam terhadap Rama dan Lesmana yang telah menewaskan adik perempuannya bernama Sarpanaka memutuskan untuk menculik Sinta. Meski memendam dendam, namun perasaan Rahwana terhadap Sinta justru berbeda. Rahwana dengan tulus mencintai Dewi Sinta dan terus berusaha untuk menggaet hati sang titisan Dewi Widowati itu. Sebelumnya saya mau cerita bahwa sang Rahwana sangat tekun dalam bertapa sampai dengan 50.000 tahun lamanya, dan setiap 5 ribu tahun kepalanya terpenggal satu dan tumbuh lagi sampai seterusnya, sehingga ia disebut juga sang Dasamuka, sang berkepala sepuluh. Atas terlalu rajin bertapa itu, turunlah Bathara Narada yang kemudian memberikan anugerah berupa kesaktian tanpa batas dan Dewi Widowati, sang putri kahyangan, kepada Rahwana. Dewi Widowati inilah yang kemudian menitis pada Dewi Sinta. Dari sinilah sudut pandang ini saya mengatakan bahwa memang adalah hak Rahwana untuk memiliki Dewi Sinta, sebagai wujud janji dari pada Dewa. Ya tho?

Sebagai manusia kan hal yang wajar naksir sesorang, jadi sah-sah saja kalo Rahwana pengen memperistri Dewi Sinta. Salahnya, saat itu Dewi Sinta sudah menjadi istri Ramawijaya. Raja Rahwana yang julukan aslinya adalah 'King of the Forest Blood', dari sebuah kerajaan adidaya yang sangat terkenal di seantero jagat maya dengan sebutan 'The Great Alengka Kingdom'. Rahwana, seorang 'manusia berdarah rimba raya' telah jatuh cinta! Ini merupakan suatu fenomena yang sangat luar biasa yang amat sangat langka, yang diliput oleh semua stasiun televisi di seluruh dunia sebagai sebuah peristiwa besar! Yang patut dinobatkan menjadi 'the greatest man of the year'.

Rahwana selalu berkata, bahwa ia menculik Dewi Sinta karena rasa cintanya yang tiada tara. Untuk tindakannya itu, Rahwana selalu meminta maaf kepada Dewi Sinta. Ia juga selalu mengatakan kepada Dewi Sinta, bahwa ia bersedia berkorban apa saja, asalkan Dewi Sinta bersedia dimuliakan dan dipersunting menjadi permaisurinya. Semua kata cinta dan rayuan (dari yang paling romantis sampai yang paling alay) sudah diutarakan Rahwana, tapi Sinta tetap bergeming. Setiap kali ia bertanya kepada Dewi Sinta, Rahwana selalu mendapat penolakan yang membuat hatinya remuk redam. Tiap kali Rahwana mendapat jawaban penolakan seperti itu, setiap kali pula ia terdiam. Dan, perlahan-lahan ia berjalan meninggalkan Dewi Sinta sendirian tanpa mengucapkan sepatah katapun. Bagaimana selama 12 tahun Rahwana tidak mau menyentuh Dewi Sinta sebelum sang Sinta sendiri yang bersedia untuk menerima cintanya.

Singkatnya, Sinta meminta untuk dikembalikan kepada Rama dan Rahwana lebih baik minta maaf kepada Sinta. “Jika engaku benar-benar mencintaiku, maka kembalikanlah aku kepada suamiku, Sri Ramawijaya,” kata Sinta sambil terisak dalam tangisannya. Mendengar hal itu hancurlah hati sang raja. Tapi tentu saja sang Rahwana menolaknya, karena memang walaupun secara akal dia salah tapi secara naluri cintanya kepada Sinta tidaklah salah. Sebagai seorang satria, cara meminta maaf adalah dengan perang secara jantan, dijemputnyalah ajalnya dengan menyongsong datangnya Rama. Rahwana hanya terdiam kemudian membalikkan badannya menyembunyikan kekecewaan di wajahnya, disentuhnya pundak raja raksasa itu oleh sang Sinta. Pertama kalinya mereka bersentuhan dalam 12 tahun penculikan itu. Sang Rahwana tidak menoleh, itulah rasa yang indah cinta yang dirasakannya. “Sepi sebetulnya, hanya sejuta kata yang tak terucap sampai kepintu hatimu, Sinta,” kata Rahwana dalam benaknya.

Terjadilah perang antara pasukan monyetnya Rama dan pasukan raksasanya Rahwana. Sampai akhirnya panah Sang Sri Rama melesat membunuh sang Raja Raksasa. Matilah raja yang begitu menjujung kemurnian cinta itu di tangan Sri Rama. Ketika berhasil mengalahkan Alengka, Rama menyuruh Hanuman untuk mengambil Sinta di taman Asoka. Konon cerita mengatakan Sinta kecewa karena Rama tak menjemput Sinta seorang diri. Rupanya Rama meragukan kesucian Sinta yang sekian lama disekap di markas musuh. Untuk membuktikannya Sinta masuk terjun ke dalam api yang berkobar, namun berkat pertolongan Dewa Agni dan ijin Dewa Bratha, Sinta tidak terbakar sehingga terbukti kesuciannya masih terjaga dan dijamin para dewa.

Cerita usai kematian Rahwan masih berlanjut. Bahkan setelah Sinta hamil (anak dari Rama sendiri), Dewi Sinta dibuang lagi ke hutan Dandaka oleh suaminya, dengan diantar oleh Lesmana. Sinta berujar kepada calon anak kembarnya, yang kemudian dinamai Kusa dan Lawa, agar kelak mereka memiliki nyalang mata indah milik Rahwana yang penuh sorot cinta murni. Nah loe!

Cerita ini aku dekonstruksi (diputarbalikkan faktanya) sesuka hatiku supaya kita semua bisa melihat bahwa ndak ada manusia yang sempurna. Sebaik apapun manusia itu, ya namanya juga manusia pasti ada jeleknya. Dan ndak selamanya antagonis selalu jahat, antagonis juga bisa baik hati kok. Dunia ini hanya panggung sandiwara, semua hanya acting semata. Yang tau kebenaranya hanya hati nurani kita dan Allah Bapa. So, let’s do not judge a book by its cover only, but read all the the complete stories inside it.

Dalam kesendirian Sinta berkata, Tuhan, jagalah dia untuk aku yang tak pernah Engkau inginkan bersamanya.”

Jlebb!

April 10, 2014

Unity of Community



Community is a group of people living together in a place that have the same vision and mission for the future. I have a beloved community here. I live inside the community. I love the community. My community is my friends, my family, and my home. It’s been more than three years I am here. I found my home when I knew them for the first time. We have the same vision in this community, to be blessed for the family, for the people, for the nations, and for the world.



To change the world, we need to change ourselves first. To be blessed the nations; we have to start from the inside, which is our community. It’s not easy as we say, of course. We have so many different races, languages and customs. We’re very unique. Some people just like a stone and iron. They are going so rough when they meet and try to interplay, but they are changed easily because they have the same characters. They don’t need much time to understand one another. It is different with the people who just like wind and water. Sometimes they need more time to understand the other means. If the stone meets the water, the stone will change even it needs so long time. Everybody is different. They have their own way and their own period of time to be changed and we’ll find it in the community.



The community teaches you the way how to smile, to laugh, and to enjoy the infirmities of life. As long as I am here, I never feel lonely. There are always the crazy times they make so I can’t help myself for laughing. So many challenges in this life that sometime make me want to give up. My community keeps me stronger. 1001 reasons can make me fall down, my community is only the reason how I can survive.





The community shapes me up to change our bad characters and they open our mind for everything that we never seen before. For example, I was a high tempered person before I knew my community. I learn to control my tempered because my milieu (social environment) demand me to change my character or I’ll be hated by them (Oh no!). They also show me that this world is not as small as I know. The world has been developed each and every time. So I need open my mind so that I am not left behind. That is the community plays the role inside of me.


The community is not always good for your feeling, but your community is always good for your future. Why? Because from your community you’ll get your characters! There will be some people who will always make you angry, cry and so on, and so on. You don’t need to run away, you just need to fight! That’s the time you are shaped by your community. God knows the right place where He throws you. It is never be the wrong place if you understand His ways to shape you. The good things for you are not always the good things for God. So you just have to know what kind of community that you have. Is it a community that more pays attention of your feeling or more pays attention of your life and future?


God gives me the marvelous community here in 3M. I didn’t choose my community, but I am chosen to be here with them. All of things here is not always as beautiful as I see, but I know that it is always good for me. All of the rules, the commitment, the place, the people, everything. Because I know that to be a leader we have to be led first. I don’t like this community, BUT I LOVE IT! That’s why I survive here. I don’t need more reason, because I have the reason: I find my home and I find His grace for me.



Do not be fooled. "Bad companions ruin good character." -1 Corinthians 15:33-






April 07, 2014

Ulat Sutra dan Laba-Laba


Seekor laba-laba menyombongkan diri karena tenunan sarangnya yg banyak. Ia menghina ulat sutra dgn membandingkan hasil tenunannya.

“Hai, ulat sutra, lambat sekali kau bekerja !! Pantas saja sarang yg kau buat tidak jadi-jadi, sedangkan aku dalam waktu singkat saja dapat menenun tenunan yg hampir tak terhitung banyaknya !!”

Dengan tenang ulat sutra menjawab, “Memang benar, aku bekerja dgn lambat tapi lihatlah hasil akhirnya. Tenunanku sangat berkualitas, bahkan manusia menjualnya dgn harga yg tinggi. Bagus atau tidaknya sesuatu tidak dilihat dari jangka waktunya, tapi dari mutunya.”

Laba-laba pun terdiam dan pergi entah kemana, dan Ulat sutra kembali meneruskan pekerjaannya. Dibenaknya, ulat sutera bergumam. “Jika kita tidak bisa memahami keputusan orang lain, hendaknya janganlah menghina atau menyalahkannya, menghormatinya akan menjadikan diri kita lebih baik”.

Abraham Lincoln pernah mengatakan, “Karangan yang bernilai, bukan terletak pada berapa panjang atau pendeknya, melainkan pada isinya.”

Demikian juga nilai hidup manusia, bukan terletak pd berapa panjang atau pendek umurnya, melainkan bagaimana ia mengisi kehidupannya di dunia ini.

Mungkin sebagian orang berpikir bahwa hidup ini hanya perlu dijalani saja.

Hidup ini akan menjadi lebih hidup jika mengisinya dgn hal-hal yg “Memberi Buah” berarti bagi orang lain, peduli dgn orang-orang sekeliling kita dimanapun kita berada.

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." ~Yohanes 15:8 ~



God Bless.. o:)


Thank's to K'Inca for giving me a permission to post it.
the copyright of "J Mishael Perez"

April 04, 2014

MY NAME IS OLIVIA

Ya, My name is Olivia..... I searched in google and I was surprised. TERNYATA NAMA GUE PASARAN!! hahahahaha LOL.... But i really love having the name, Olivia, it's such a cool name wkwkwkwk.....

My name is Olivia, I was given the name in 1993. It was not a popular name before (Because only me who had the name of Olivia during 1993-2000 in my village). My parents chose it because they didn't know what names was matching with their first daughter. They saw me have a little body and they remembered Popeye the Sailor's wife, Olive Oyl hahaha (so was it an accident? No!). They thought that Olive was a cute name for me. The difference was I'm called as OLVIE not Olive. My close friends know how to spell my name. But the people that don't know me closely they always call me Olive. Apa boleh buat. :(

My crazy friend, Yuwisson, beside me said that Olivia is a perfect name! (Yuwisson: "Lu bo'ong banget!).
Olivia always sounds intelligent! hehehehe..... Olivia is being clever, imaginative, and analytical. Olive branch is also symbol of United Nation that sign a 'peace'. So I am a peaceful person hahahahahaha..... (mati lampu!). Olive oil is a holy oil that is used as an anoinment oil by the Lord's priest. Olive trees is a symbol of fruitfulness, beauty, and dignity. So i think that I am blessed to have this name.

thank you!!!!!


temen sebelah gue: "Ndak penting!"
terserah gue dong...blog ya blog gue sendiri.... weeeeeeeeeeekkk! :P

April 03, 2014

No Ordinary Love

Having a lunch with Emelda,  my spiritual sister in SR mall, eh malah ketemu sama anak-anak. Udah botak semua kepalanya hahaha..... Anthony, Nico, Rina, Vina dan Novi. Tapi yang botak cuma dua nama cowok yang depan itu ya.... Ynag cewek nggak ikutan botak lho ya hahaha....

I didn't know what they would do here before. After several time I observed, they are sharing about their services and their spiritual family. I proud of them. You know, this is the first time I really care about people. I am blessed to have a community like them. I realize that because of them I become I am today. By His grace i have them to shape my life day after day.

I am really blessed I have a spiritual family here. My spiritual Mom, sisters and daughters. Sometimes, it's difficult to say the words to explain the feelings in my heart about them. The words have a limit, but our love is never enough to complete the perfect word should talk about. Nggak pernah ada kegembiraan yang lebih besar daripada melihat mereka bertumbuh dalam Tuhan, dalam pelayanan, dalam kebiasaan dan seterusnya dan seterusnya. They are the reason why i still stand here. Rasanya kalo mau berbuat yang aneh-aneh pun cukup melihat mereka bertumbuh sudah mampu membuatku kembali bertahan.

Thanks God for them who make my life complete. 

My blessed spiritual family:

My Beloved Spiritual Mom, LAURA














My Sweet Spiritual Sister, EMELDA


















My Sunshine Spiritual Daughter, RINA



















My Talented Little Daughter, EVI



















May His grace and joy always pours out above you all...
:)

Freunde sind Familie, die man sich aussucht!